Kristen Koptik adalah salah satu ‘jenis’ agama Kristen yang kerap dianut orang Timur Tengah, khususnya Mesir. Sudah dua kali saya mendengar nama agama ini disebut; yang pertama saat membaca novel Ayat-Ayat Cinta (Kristen Koptik adalah agama dari Maria, gadis yang mencintai Fahri si tokoh utama), dan yang kedua saat pendeta Bambang Noorsena berceramah di kampus saya.
Namun saya baru mengetahui lebih dalam tentang agama ini sekitar 1 jam yang lalu saat membaca rubrik Ramadhan asuhan Agus Mustofa “Jelajah Sungai Nil†di Jawa Pos (22/08/2010). Agus baru saja berkunjung ke Gereja Deir Durunka di perbukitan Jabbal Asyut, Kota Asyut. Perbukitan ini dulunya adalah tempat singgah Nabi Isa dan ibundanya, Siti Maryam saat dikejar Raja Herodes dari Romawi.
Gereja itu adalah pusat peribadatan para kaum Kristen Koptik. Cara beribadah mereka ternyata mirip dengan penganut Islam. Dalam sehari mereka melakukan 7 kali shalat (as sab’u shalawat) yaitu pada pukul 06.00 (mirip Subuh), 09.00 (mirip Dhuha), 12.00 (mirip Zhuhur), 15.00 (mirip Ashar), 18.00 (mirip Maghrib), menjelang tidur (mirip Isya’), dan tengah malam (mirip Tahajjud). Selain itu mereka juga berpuasa selama 40 hari menjelang perayaan Paskah. Dan, berbeda dengan penganut Kristen lainnya, mereka merayakan Natal bukan pada 25 Desember melainkan 7 Januari.
Mereka sendiri memang membedakan diri dengan penganut Kristen lainnya karena mereka mengaku mendapatkan syiar agama lewat orang-orang suci pada zaman-zaman awal. Di gereja itu terdapat patung St. Markus.
Fakta ini jujur menyentak hati saya. Jika benar dugaan ini, maka bisa jadi kaum Kristen Koptik adalah salah satu dari sedikit penganut Nasrani yang masih tersisa. Kaum Nasrani adalah mereka yang menganut ajaran yang murni dari Nabi Isa, bukan gubahan St Paul, orang Yahudi yang menuhankan Nabi Isa, mengkristenkan Kaisar Romawi, serta melahirkan dan menyebarkan Kristen yang tidak murni seperti yang kita jumpai pada era modern ini.
Maka benarlah apa kata Al-Quran:
“Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang Musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya kami ini orang Nasrani’. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menyombongkan diri.†(Al-Ma’idah ayat 82)
“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat mata mereka berkaca-kaca disebabkan kebenaran (Al-Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi atas kebenaran Al-Quran dan kenabian Muhammad SAW)†(Al-Maidah ayat 83)