Pada hari Selasa, 26 Oktober 2010 waktu Maghrib, saya masih berada di Universitas Ma Chung untuk mengikuti seminar Internet Sehat. Tak dinyana, beratus kilometer jauhnya di arah barat,gunung teraktif di dunia sedang memuntahkan isi perutnya. Merapi. Saat itu pula, seorang abdi sedang bersujud kepada Tuhan pemilik gunung yang dijaganya selama puluhan tahun. Mbah Maridjan akhirnya meninggal di sisi Merapi, gugur dalam tugas menjaga gunung yang sangat dicintainya itu. Saat sedang menunaikan ibadah shalat Maghrib, “wedhus gembel”, awan panas bersuhu 600 derajat Celcius menerjang dusunnya dan membakar apa saja yang dilewatinya.
Bagi Mbah Maridjan, meninggal dalam ‘buaian’ Merapi mungkin adalah hal yang diinginkannya. Bekerja sebagai wakil juru kunci sejak 1970, lalu menjadi juru kunci resmi Merapi pada 1982, dia adalah orang yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk menjaga Merapi. Dia paham nda hafal segala tingkah polah gunung yang meletus setiap 4 tahun sekali itu. Bahkan, sebelum letusan kali ini, dia sudah memprediksi bahwa Merapi akan ‘mbledhug’ pada hari Selasa petang. Bukan, dia bukan paranormal. Dia hanyalah abdi yang sangat mencintai alam hingga dapat berkomunikasi dengannya, membaca tanda-tanda alam yang sudah lekat dengan kesehariannya.
Selamat jalan Mbah Maridjan. Sampaikan pinta kami pada Tuhan untuk menghentikan bencana yang bertubi-tubi menimpa negeri ini…
(jasad Mbah maridjan dalam posisi sujud)
ummy..
panjangin…
tanggung ceritanya…
udah kadung metenteng baca'e..
hehehe..
good job girl..
eniwei: aq blom dapet foto jasad mbah marijan itu buat blog.ku kmrn.. T.T
posisi sih sujud, tapi ke arah selatan, arah kraton dan membelakangi merapi. inilah bangsa yang kekurangan pahlawan. sekarang, sebenarnya yang jadi calon pahlawan merapi adalah bapak surono, kepala vulkanologi dan mitigasi bencana geologi. Saatnya indonesia menjadi cerdas dengan menghargai teknologi dan agama, kesampingkan mitos.
@ zabiela
ini Bio yaa??
hehe iya bii…senagaj bikin pendek2 biar ga bosen yg baca 😛
@ baju muslim murah
kata anaknya mbah marijan sih…"Bapak itu bukan paranormal apalagi kyai. Bapak hanyalah orang biasa yang sangat mengenal Merapi hingga tahu persis bagaimana gejala2 alamnya."
Mbah Marijan bukan 'orang pintar', orang2 awam saja yang menganggapnya mistis, padahal dia sendiri tidak begitu, dia orang saleh yg beriman pada Tuhan. Sebaiknya jangan berpikir negatif dulu yaa 🙂