“Tulisan ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film “Cinta Dalam Kardus” yang tayang di bioskop mulai 13 Juni 2013.”
Jadi kardus itu enggak enak. Percaya deh. Dilipat-lipat, diisi barang-barang berat, ditindihin, dipojokin, kadang ditendangin, dan kalo udah nista banget ya dirombengin. Gak asik kan. Siapa sih di dunia ini yang mau jadi kardus?
Tapi kamu tau, baru sekali ini saja, saya merasakan sesuatu yang berbeda dalam seumur hidup saya menjadi kardus. Tau kenapa? Saya dipeluk. Iya, dipeluk. Sama cewek lagi. Untuk pertama kalinya dalam hidup saya sebagai seonggok kardus jomblowan yang kesepian, saya dipeluk begitu erat oleh seorang perempuan. Rasanya hangat. Hangat dan basah. Upsss. Iyalah, soalnya dia meluk saya sambil nangis…
Kamu tau, airmata perempuan itu adalah salah satu dari sedikit hal yang bisa meluluhkan hati laki-laki. Jangankan hati saya, badan saya pun luluh…jadi lembek gara-gara basah (yaiyalah kardus gitu). Kadang saya bertanya-tanya, apa sebenarnya yang membuat perempuan ini menangis? Apa yang membuat dia terus sesenggukan di sini–meratapi barang-barang yang ada dalam tubuh saya?
Semua barang ini, saya tahu, berasal dari satu sumber yang sama–seorang laki-laki yang sangat dia cintai. Ya, barang-barang ini sendiri yang menceritakannya pada saya. Lihat, boneka panda itu, dialah yang paling tua. Dia datang tiga setengah tahun lalu saat perempuan ini berulang tahun ke-19. Dia datang bersama bantal biru yang lucu saat perempuan dan laki-laki itu baru beberapa bulan bersama.
Dan jaket putih itu, datang sekitar 2 tahun lalu, menandai resminya mereka 2 tahun sebagai kekasih. Dia dikirim oleh seorang kurir sebagai hadiah tak terduga yang sangat manis. Lalu pashmina biru itu, adalah oleh-oleh dari sebuah perjalanan jauh mewujudkan mimpi.
Tidak terhitung pula barang-barang kecil yang entah kapan datangnya, tapi selalu hadir saat diperlukan. Flashdisk mungil itu, muncul begitu saja saat si perempuan menangis karena flashdisk barunya hilang. Juga softlens case itu, datang saat lensa kontaknya sobek dan rusak. Baju-baju dan sepatu kantor itu, merekalah yang paling muda, datang saat si perempuan baru saja diterima bekerja. Semuanya diberikan bukan karena ada peringatan hari-hari spesial, lebih karena ingin memberi yang dibutuhkan.
Setiap barang dalam tubuh saya ini, membawa kenangannya sendiri. Meskipun hanya kenangan, tapi perasaan di dalamnya sangatlah kuat. Semua barang ini adalah sisa-sisa dari sebuah perasaan cinta. Sisa-sisa dari sebuah cerita nostalgia yang pernah ada. Hai perempuan manis yang sedang menangis, sebagai sebuah kardus saya pun turut merasakan kesedihanmu. Tapi saya tahu, hidupmu harus tetap berjalan. Biarlah menjadi tugasku untuk menyimpan setumpuk kenanganmu.
Kamu tau, jadi kardus itu tidak enak, sungguh tidak enak. Tapi baru kali ini saya merasakan betapa berharganya saya sebagai seonggok kardus. Saya telah menjaga dan melindungi setumpuk perasaan yang tidak terungkapkan. Perasaan yang tidak bisa dihapuskan, tapi juga tidak bisa diwujudkan. Perasaan yang terlalu berharga untuk dibuang begitu saja.
Barang-barang penuh cinta ini akan selalu membuat saya merasa hangat…
haduh-haduh manis banget ceritanya, lanjutin lagi dong,gimana kisah si kardus selanjutnya, terus si cowok emangnya kemana kok sampe ditangisin gitu, dan masih banyak pertanyaan lagi yang lainnya ^_^
sayang kardusnya sudah di rombeng…