Life is so subtle sometimes that you barely notice yourself walking through the door you once prayed would open.
Entah kenapa belakangan ini saya merasa kurang bersyukur. Gara-gara ada 1-2 hal keinginan yang belum terkabulkan, segala berkat rahmat keberuntungan yang saya dapatkan bertubi-tubi selama 1 tahun terakhir seperti tidak ada artinya.
Padahal, masih jelas dalam ingatan betapa 15 bulan yang lalu saya masih galau gak karuan gara2 patah hati yang kesekian kalinya, di saat udah nawaitu banget pingin nikah jadi istri solihah…ehh ndilalah 2 bulan kemudian langsung dipertemukan (lagi) dengan suami yang sekarang.
Di saat setelah nikah bingung LDR-an Jakarta-Jateng, langsung dikasih tempat pindah ke Jogja. Di saat mulai agak bingung karena temen2 yang nikahnya bareng udah pada positif…ehh habis pindahan langsung dikasih hamil. Di saat khawatir hamil sambil kerja dan pisah dari suami…6 bulan kemudian dipindahin lagi ke Semarang. Seolah-olah semua yang saya inginkan (dan butuhkan) langsung diberiNya dalam sekejap. Berasa punya lampu ajaib.
Masih ingat 4 bulan yang lalu stress berat gara2 kerjaan dan hamil muda. Nangis2 gak mau ditinggal setiap suami mau balik ke Semarang. Kalau pas pulang kerja sakit kepala masuk angin berat, cuma bisa goler di kasur sambil mewek2 telpon suami…ehh gak taunya malem2 suami tetiba datang ngetok pintu kos, nekat naik motor Semarang – Jogja malem2 dan besok subuh2nya balik Semarang untuk kerja lagi. Kalau ingat masa2 itu rasanya….EPIC men!!!
And just few months later…everything’s better. Tetiba kita bisa tinggal serumah. Bisa berangkat ke kantor bareng. Bisa masakin dan bawain bekal suami. Bisa tidur bareng tiap malam. Sederhana yaa…tapi bikin bahagia. Harusnya :’) Cuma sayanya aja yang lupa diri…hehe fokus ke hal-hal yang belum dipunyai daripada hal-hal yang sudah didapatkan dengan mudah…
Semoga kita tidak hanya berani bermimpi, tapi juga berani mensyukuri mimpi yang sudah terjadi… 🙂