Horizon of Habibah

Where the sky meets the earth

Menu
  • About Me
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Sitemap
Menu

Konsep ‘Collective Wealth’ untuk ‘Sandwich Generation’

Posted on March 7, 2021 by umihabibah

Tulisan ini bermula dari sebuah jawaban thread di Quora yang cukup menggelitik pikiran (bisa cek di sini). Intinya si Quoran memaparkan bahwa “prinsip hidup mandiri” itu ternyata bisa membuat kita menjadi lebih miskin. Loh, kok bisa?

Misalkan satu keluarga memiliki aset sebuah rumah dan pekarangan. Mereka punya tiga anak. Saat anak2nya besar, dengan dorongan “prinsip hidup mandiri” semua anak keluar dari rumah induk orangtua. Ini seperti prinsip orang Barat di mana kalau sudah umur 18+ normanya harus “get out from your Mom’s basement”. Kalau sudah umur 30+ dan masih tinggal di rumah ortu rasanya kok malu-maluin banget. Mirip lah sama kita, normalnya kalau lulus kuliah ya merantau, cari kerjaan sendiri dan hidup terpisah dari ortu.

Namun seperti yang kita tahu, jumlah tanah tidak mungkin bertambah tetapi jumlah penduduk bumi pasti bertambah. It’s getting harder to afford houses and lands. Walhasil, setelah orangtua meninggal, rumah dan tanah induk itu dijual lalu dibagi ke tiga anaknya untuk hidup sendiri2. Dapatnya tentu tak bisa sebagus/seluas rumah induk. Semuanya mulai dari awal lagi.

Padahal, jika mengikuti konsep “collective wealth”, maka rumah dan tanah induk itu tidak perlu dijual. Itu adalah aset keluarga. Silakan saja ketiga anak tinggal bersama-sama di rumah tersebut. Biaya hidup sehari-hari akan lebih murah karena ditanggung bersama, bukannya terpisah-pisah. Tanah yang ada bisa dimanfaatkan untuk usaha. Hasil usaha digunakan untuk mengembangkan aset keluarga, sehingga harta warisan ortu itu tidak akan berkurang malah bertambah terus. Misalkan dulu tanahnya digunakan untuk “angon bebek”, maka bisa menambah lagi tanah untuk jadi pabrik telur asin misalnya. Anak pertama mengurusi peternakan bebek, anak kedua mengurusi pabrik telur asin, anak ketiga mempunyai usaha resto serba salted-egg. Ideal sekali ya kalau sebuah keluarga bisa menguasai satu industri dari hulu ke hilir.

Namun tentunya kondisi ideal seperti ini juga menuntut pola asuh keluarga yang sudah ditanamkan sejak dini oleh orangtua. Hambatan terbesar adalah ego masing2 anak misalnya “aku gak mau ternak bebek maunya jadi pengacara di kota”. Sebenarnya gakpapa juga sih, misalkan gajinya sebagai pengacara diputar lagi di bisnis keluarga itu. Tapi yang paling penting adalah semua anak bisa bekerja sama, bukannya mau menang sendiri dan malah rebutan warisan. Kalau itu yang terjadi, ya jelas tidak mungkin konsep collective wealth ini bisa terjadi.

Mengapa banyak keluarga kaya tetap kaya sampai sekian turunan, itu ya karena mereka menganut konsep ini. Anak adalah penerus ‘kerajaan bisnis’ orangtua, kewajibannya adalah ‘menggulung’ kekayaan keluarga dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Mungkin karena itu juga rata2 mereka punya banyak anak, in case ada yang gak mau, paling tidak ada 1-2 anak yang mau mengemban tugas itu. Tentunya konsep ini sangat bertentangan dengan ‘prinsip hidup mandiri’ tadi. Tapi kalau dipikir2, kalau kita punya privilege dari orangtua, ngapain juga susah2 hidup dari nol ya gak?

Lalu…apakah hubungannya konsep ‘collective wealth’ ini dengan ‘sandwich generation’? Yaa kita tahu anak jaman now banyak juga yang jadi ‘sandwich generation’ (menanggung biaya hidup keluarga sendiri plus keluarga ortu/adik/kakak) karena ketidakmampuan finansial orangtua di masa lampau. Sebenarnya mereka2 yang jadi tulang punggung keluarga ini memiliki kesempatan untuk menciptakan ‘collective wealth’ baru bagi keluarga mereka. Posisi tulang punggung memang berat, tapi jangan dijadikan beban ya. Justru kamu punya peluang untuk menciptakan ‘harta keluarga’. Supportmu jangan berhenti di menanggung biaya hidup dan biaya pendidikan adik2mu. Kalau perlu, kamu bantu juga memodali bisnis untuk orangtua/adik2mu. Tentu saja pastikan bahwa keluargamu punya skill yang cukup untuk mengelola bisnis itu ya, kalau enggak ya bakal menguap aja modalmu. Buatkan bisnis yang in-line, misalkan ortumu buka toko kue dan adikmu buka toko perlengkapan kue. Jadi bisa saling support dalam bisnisnya.

Kalau bisnisnya berkembang, kamu juga yang untung. Mereka sudah bisa self-sufficient jadi kamu gak perlu support dana lagi. Bahkan mungkin kamu bisa dapat keuntungan sebagai investor bisnis mereka. Yaa intinya kalau kita punya rezeki/wealth, sebisa mungkin rezeki itu ‘diputar’ di keluarga sendiri dulu. Jangan dihabiskan untuk kepentingan pribadi saja. Belajar mengelola harta kita agar bermanfaat untuk orang lain, terutama keluarga dan sanak saudara, supaya bisa menjadi amal jariyah untuk kita kelak. Aamiinnn….

Category: Business Management
    • Business Management
    • Career
    • Competition
    • Family & Friends
    • Featured
    • God and Religion
    • Indonesia
    • Life's Diary
    • Ma Chung University
    • Progressive Believer
    • Random Thoughts
    • Renungan Ramadhan
    • Travel
    • Uncategorized
    • Works
    • May 2025
    • April 2025
    • May 2024
    • April 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • April 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • December 2022
    • March 2021
    • August 2020
    • December 2019
    • November 2019
    • September 2019
    • March 2019
    • December 2018
    • October 2018
    • September 2018
    • July 2018
    • May 2018
    • January 2018
    • August 2017
    • April 2016
    • January 2016
    • December 2015
    • November 2015
    • October 2015
    • September 2015
    • August 2015
    • June 2015
    • May 2015
    • April 2015
    • March 2015
    • February 2015
    • January 2015
    • December 2014
    • November 2014
    • September 2014
    • August 2014
    • July 2014
    • June 2014
    • May 2014
    • April 2014
    • March 2014
    • February 2014
    • January 2014
    • December 2013
    • November 2013
    • October 2013
    • September 2013
    • August 2013
    • July 2013
    • June 2013
    • May 2013
    • April 2013
    • January 2013
    • December 2012
    • November 2012
    • October 2012
    • September 2012
    • August 2012
    • July 2012
    • June 2012
    • May 2012
    • April 2012
    • March 2012
    • February 2012
    • January 2012
    • December 2011
    • November 2011
    • October 2011
    • August 2011
    • April 2011
    • February 2011
    • January 2011
    • December 2010
    • November 2010
    • October 2010
    • September 2010
    • August 2010
    • July 2010
    • June 2010
    • April 2010
    • March 2010
    • January 2010
    • October 2009
    • July 2009
    • June 2009
    • May 2009
    • April 2009
    • March 2009
    • February 2009
    • January 2009
    • December 2008
    • November 2008
    • October 2008
    • September 2008
    © 2025 Horizon of Habibah | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme