Kamu tau pelangi, kan? Pelangi itu indah, dan pelangi itu beraneka warna. Keindahan pelangi tercipta justru karena dia berwarna-warni, bukan cuma satu warna saja. Coba bayangin kalo pelangi itu merah aja atau ungu aja, bakal boring banget kan? Bahkan meskipun sejatinya setiap warna itu cantik…

Itu salah satu pelajaran yang kami dapat selama mengikuti kegiatan multikultural bertajuk “Bhinneka Campâ€. Hari Kamis s.d. Minggu kemarin (23-26 Februari 2012), kami 21 orang mahasiswa berbeda suku, ras, dan agama berkumpul di Villa Refa Bungkoh, Dau, dalam kegiatan yang diadakan Encompass Indonesia itu.

Villa ini ternyata punya kafe yang namanya “Reef Caféâ€. Asik banget nongkrong di sini karena bisa menikmati pemandangan Kota Malang malam hari dari atas, serasa ada bintang di langit dan “bintang†di bumi (tsaaahhh). Harga makanannya pun murah banget. Plus, kalau kita sewa villa, kita juga bisa naik sampek ke gazebo di atap dan melihat pemandangan yang asli romantis bangeeettt…
Well, tentang Bhinneka Camp… Di Camp ini berkumpul orang Melayu, Minang, Makassar, Alor, Tionghoa, Bali, dan Jawa…yang semuanya masih bicara dengan logat daerah yang kental. Dan itu lucu banget. Asing tapi unik. Kayak nonton Upin-Ipin. Kayak nonton film Laskar Pelangi. Kayak denger secara ‘live’ logat-logat daerah yang biasanya cuman bisa didenger pas lihat “Si Bolangâ€.

Saya merasa seperti katak dalam tempurung. Rasanya jadi pengin “mbolang†seliar-liarnya. Rasanya pengin menjejakkan kaki di pulau-pulau yang dari dulu cuman dilihatin aja di peta. Jangankan ke Alor di NTT. Ke Bawean, Kangean, dan Nusa Barung yang sama-sama Jawa Timur aja masih belum pernah 🙁


Di camp ini kami belajar bahwa multikulturalisme enggak terbatas dalam ruang-ruang kelas. Walaupun pelajaran itu sejatinya sudah ada di PPKn sejak kita SD, tapi kita nggak akan benar2 memahaminya kalau tidak mengalaminya. Cara terbaik untuk mengajarkan keanekaragaman adalah dengan mengalami sendiri “perbedaan†itu…

Rasanya, semakin banyak yang kita pahami tentang Indonesia, semakin sulit kita diadu domba. Kalau kamu memahami karakter suatu suku, kamu akan menghindari melakukan yang dia tidak suka, sehingga lebih sedikit kemungkinan terjadi konflik dengan dia. Bukan begitu?
Selain itu, satu yang saya dapat dari camp ini: “bersatu bukan berarti meleburâ€. Persatuan enggak harus mengikis nilai2 keunikan. Bukan berarti adat istiadat itu harus dihilangkan…bukan berarti ritual agama itu harus dihapuskan…sehingga kita jadi nggak punya suku dan nggak punya agama. Batas-batas itu harus tetap ada tanpa harus menyinggung yang lain…itulah pluralitas yang ideal…
Makasih Bhinneka Camp 🙂
All photoworks by Hamka Rasufit
Tulisan yang bagus dan sangat menyentuh….. mudah mudahan bisa menjadi motivasi dan inspirasi teman-2 yang lain…
makasih pak bambang,,sukses selalu tuk Encompass Indonesia 🙂
Great. High up above and down below !!!
mas hamka!! blog sampeyan keren..! bikin mupeng pengin traveling ><