Welcome back to Entrepreneurship discussion…=D
Oke kita udah tau kalo Entrepreneurship itu gak melulu jualan. Masalahnya mengubah mindset itu bukanlah hal yang mudah. Terutama di Universitas ini yang notabene anak2nya udah mendapat pengaruh kuat dari Pak JDWI tentang konsep itu. Bahwa Entrepreneurship = Salesmanship. Apalagi secara personal, anak2 banyak yang lebih dekat sama sang Bapak daripada sama tim Entrepreneurship yang baru ini. Jelas aja mereka ‘membela’ orang yang lebih dekat…
Lantas, masalah besar apa yang dikhawatirkan bisa terjadi?
To the point yah, protes orangtua mahasiswa.
I’m afraid it’s the biggest consequence of this conflict.
Mungkin aku berpikir terlalu jauh. Tapi begitu Bu Eli tadi menjelaskan tentang konsep2 Entrepreneurship baru ini, dan melihat gimana beberapa anak terang2an memprotes semua itu, dan mendengar gimana celetukan2 “menohok” dari mereka, aku jadi mikir yang enggak2.
Kita tahu Universitas ini didirikan oleh para praktisi bisnis. Dan gak bisa dimungkiri, banyak orangtua tertarik sama Univ ini karena beranggapan bahwa PARA PENDIRI itulah yang mendesain kurikulum di sini sedemikian rupa sehingga begitu lulus mak jeblusss…mereka langsung bisa ngelanjutin bisnis orang tua.
Tapi Bu Rektor-lah sebenarnya yang diserahi urusan “software” Univ ini. Para pendiri itu hanya mengurus “hardware”nya. Dan tau sendiri kan, Bu Rektor adalah seorang AKADEMISI sejati, bukan seorang PRAKTISI bisnis. Tentu dalam beberapa hal, mereka punya pandangan yang bertentangan.
Aku ngebayangin, abis kuliah tadi anak2 “pengikut” Pak JDWI pada ‘wadul’ ke ortu masing2, “Ma, Pa, sekarang di kampus gak boleh jualan lagi. Perusahaannya dibubarkan. Entrepreneurship cuman teori doang! Bayangin deh, tadi kita diputerin video-nya Bunda Teresa…masa mau jadi entrepreneur kita disuruh jadi suster???”
Well, gak persis kayak gitu kali yah. Tapi kata2 itu berdasarkan celotehan beberapa teman yang gak sengaja aku denger tadi. Masalahnya, kalo semua anak2 itu pada ngadu ke ortu-nya, dan–parahnya–ortunya juga gak ngerti dengan konsep asli Entrepreneurship…apa yang bakal terjadi??? Mereka bisa membentuk KOTMAET (Koalisi Orangtua Mahasiswa Anti Entrepreneurship Teoritis) dan melabrak gedung rektorat. Mereka bakal nyuruh anaknya pindah ke Univ lain yang bener2 ngajarin bisnis. Atau lebih parah, mereka bakal nyuruh anaknya putus kuliah dan langsung terjun ke bisnis ortu. Woaaa….
*Dramatisasi mode on*…wkwkwk
Dulu aku pernah baca di blog salah seorang Dosen kalo Univ ini berkurang peminatnya karena “banyak mahasiswa n dosen yang bukan cungkuoren lagi”… Pernyataan ini amat tertanam di benakku dan langsung mencelat keluar begitu denger konsep baru Entrepreneurship tadi. Tiba2 aku merasa ini bakal berkembang jadi lebih besar. Kebetulan tim baru Entrepreneurship itu emang iniren semua…dan meskipun bukan itu alasannya, mungkin banyak orangtua mahasiswa yang bakal menjadikannya kambing hitam…
Intinya, kalo nggak cepet diredam, pertentangan dalam konsep Entrepreneurship ini bakal melebar ke mana2, merusak ciri pluralitas, menimbulkan perpecahan intern, hingga akhirnya “meruntuhkan” Universitas ini bahkan sebelum berkembang…
Singkatnya, jadi layu sebelum kuncupnya mekar.
Wew, kayaknya aku mikir terlalu jauh yah? Hmmm gak usa diambil pusing lha…ini cuma hasil imajinasiku yang terlalu liar aja sih…^x^ Tentunya aku nggak berharap kejadian seperti itu bakal terjadi. NGGAK BANGET LAH. Tolong deh, aku cinta mati sama Ma Chung dan nggak mau rumah keduaku ini ‘runtuh’ begitu saja… (halah opo ae =p)
Tapi rasanya aku optimis deh. Maksudku, pas akhir2 kuliah Pak JDWI udah banyak kakak tingkat yang protes soal metode penilaian dsb. Kayaknya mereka pada bingung gitu loh. Kerasa banget klo konsepnya masih ge-je. Ada benernya komentar Mas Ekak kalo mungkin aja anak2 angkatanku tadi banyak yang protes…soalnya mereka baru jualan slama 1 semester. Masih seru2nya gitu kali yah. Sedangkan kakak tingkat kami udah melakukannya selama 3 semester dan mereka mulai merasa ini GE-JE BANGET. Jadi mungkin mereka bakal setuju sama konsep Entrepreneurship yang baru ini…
Yah, beginilah resiko mahasiswa Universitas baru. Jadi kelinci percobaan…hehehe tapi gak masalah sih. Kita jadi tahu bener gimana rasanya membangun sesuatu dari awal…=)
setuju dah. Artinya emang gak selalu jualan kok.
“Menjual sesuatu” maknanya luas. Kegiatan kampusmu banyak yak…
Ussi
Entrepreneurship = wiraswasta (kamus.net)
Entrepreneurship is the practice of starting new organizations or revitalizing mature organizations, particularly new businesses generally in response to identified opportunities. (wikipedia.com)
Wirausaha: Wirausaha adalah jenis usaha mandiri yang didirikan oleh seorang wirausahawan.
Wirausahawan adalah seseorang yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mencari cara-cara atau teknik yang lebih baik dalam pemanfaatan sumber daya, memperkecil pemborosan, serta menghasilkan barang atau jasa dalam upayanya memuaskan kebutuhan orang lain.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Wirausaha)
Hmmm…. ada konsep baru ya??? apa tuh???
well, entrepreneur artinya ntu membuat suatu usaha demi mendapatkan keuntungan, ga melulu jualan, bisa aja bidang jasa,dll.
kalo di UB entrepreneurnya diajarin di smt7, sedih deh gua, brati cuman 2 smt doank saya blajar berwirausaha.sempet ngiri ama machung yg uda ngajarin wiraswasta pada awal2 semester.
well, actually i am very interested in entrepreneurship, bahkan sejak sekarang saya googling teruz buat belajar berwiraswasta,moga2 saya bisa dagang nanti setelah luluz amin…
Entrepreneur harus kreatif dan inovatif. Kalau hanya jualan saja semua bisa, tetapi berjualan dengan kreatif dan inovati hanya orang2 yang berjiwa entrepreneur