Horizon of Habibah

Where the sky meets the earth

Menu
  • About Me
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Sitemap
Menu

Kerudung, Jilbab, dan Ketaatan Seorang Muslimah

Posted on June 1, 2009 by umihabibah

Kerudung bukanlah jilbab dan jilbab berbeda dengan kerudung. Meskipun wacana ini sudah ‘basi’ di kalangan anak pesantren dan madrasah macam saya, tetapi rasanya masih perlu diluruskan untuk kalangan awam.

Jilbab BUKAN hanya penutup kepala. Jilbab—singkatnya—adalah pakaian panjang dan longgar yang menutupi seluruh tubuh perempuan dewasa, kecuali wajah dan telapak tangan. SALAH KAPRAH sekali kalau orang2 masih menyebut selembar kain yang menutupi kepala sebagai jilbab. Itu bukan JILBAB, sodara2, tapi KERUDUNG.

Saya pribadi tidak pernah menyebut diri saya sebagai gadis berjilbab. Saya masih berkerudung. Saya masih memakai kaos, kemeja, kardigan, jins, rok, dan pakaian2 kasual lainnya. Namun untuk menunjukkan bahwa saya berniat menutup aurat, maka saya mengenakan selembar kain yang menutupi kepala. Itu saja.

Mana yang lebih taat, wanita berkerudung atau wanita berjilbab?
Well, tentu tidak bisa divonis begitu saja. Pada umumnya umat Islam cenderung menganggap wanita berjilbab jauh lebih taat dan kaffah (menyeluruh) dalam melaksanakan hukum2 Islam. Mereka umum disebut muslim radikal. Sedangkan wanita berkerudung masih punya kompromi dalam menafsirkan hukum2 Islam. Mereka umum disebut muslim moderat.

Sebetulnya penggolongan seperti ini tidak terlalu baik. Muslim ya muslim. Kenapa harus dibedakan berdasarkan jenis penutup kepala yang dipakai?

Di luar pertentangan apakah itu jilbab atau kerudung, banyak yang beranggapan bahwa ketika seorang muslimah menutup seluruh auratnya maka saat itu pula lah ia telah dianggap sebagai wanita beriman yang sholihah.

Perlu digarisbawahi bahwa: Menutup aurat TIDAK MENANDAKAN bahwa seorang muslimah sudah sepenuhnya sholihah, tetapi MEMBANTUNYA untuk menjadi lebih sholihah. Ketika seorang wanita memakai jilbab atau kerudung, maka mau tidak mau ia membawa sebuah stigma di kepalanya: Anda orang saleh dan Anda tidak boleh berbuat macam2. Pakaian Anda mengendalikan hawa nafsu Anda. Pakaian Anda menjaga tingkah laku Anda. Ketika Anda melakukan sesuatu yang tidak baik dengan memakai pakaian tersebut, maka seluruh simbol dan stigma yang melekat padanya akan tercoreng habis-habisan.

Jika Anda memakai penutup kepala, maka tentu Anda akan berpikir dua kali sebelum pesta miras di diskotek, “Pantaskah saya melakukannya? “
Anda akan menimbang-nimbang sebelum berkencan di kamar hotel bersama kekasih Anda, “Tidak malukah saya melakukannya? Malu terhadap pakaian yang saya kenakan? Malu terhadap Tuhan yang memberi pakaian ini untuk menjaga kehormatan?”

Itulah makna sebenarnya yang terkandung dalam penutup aurat. Bukan sebagai alat politik. Bukan sebagai alat untuk menarik simpatisan kampanye. Bukan sebagai alat untuk membentuk topeng religiusitas.

Jadi mulailah berpikir ulang tentang kerudung, jilbab, dan ketaatan seorang muslimah.

Category: Uncategorized

6 thoughts on “Kerudung, Jilbab, dan Ketaatan Seorang Muslimah”

  1. Em Rizqi says:
    June 2, 2009 at 2:09 pm

    Yooosh….

    Iya, orang awam masih banyak yang nggak ngerti bedanya jilbab dan kerudung, bahkan mukena juga maknanya bisa ketuker-tuker. Walau menutup aurat hukumnya wajib, tapi bukan berarti yang nggak, atau belum pake nggak beriman. Pinjem istilah postinganku sendiri (halah narsis), “Kualitas hidup seseorang nggak bisa diukur dengan penampilan fisik mereka.”. Ya jelas salah lah kalo digeneralisasikan wanita berjilbab pasti lebih ngerti agama daripada yang nggak pake, vice versa. Bisa aja yang belum pake jilbab itu malah lebih rajin solat, dll.

    Bdw, ada yang ganggu pikiranku dari dulu. Perintah menutup aurat kan udah turun lebih dulu daripada perintah solat, tapi banyak yang belum menutup aurat dengan alasan “belum siap”. Bandingkan dengan solat, hukumnya sama-sama wajib, tapi apa boleh kita nggak solat dengan alasan “belum siap”?

  2. Angga Prawadika says:
    June 28, 2009 at 8:29 am

    Ada peribahasa latin bunyinya:

    'barba, non facis filosofum'.

    Orang berjenggot itu ndak berarti di bijak …

    Setuju banget tuh Mi. Ada poin yang ke suka tu, tentang hubungan antara menutup aurat ma sholih pa ndak. Kayaknya sekarang ni era citra sih, jadi eksistensi kadang lebih penting dari esensi diri. Biar keliatan muslim, rame-rame pake baju muslim, biar kayak yang di tipi-tipi. Sembayang? wah … nanti dulu …

    Ya menurutku kebanyakan kayak gitu sih. Orang man liat luarnya aja sekarang ini, perifer aja sifatnya ><

    Btw tulisanmu uapik-apik lho, tegas dan berisi. Sip! Kapan-kapan maen ke blogku yew,

  3. Kizsee Kiseki says:
    July 17, 2009 at 2:03 pm

    wah, membantu banget nih ..
    membantu ak kalo ada yang mulai nyela kerudung ak. 🙁
    thanks ka ..
    [ udah lama bgd de ngga main ksini 🙂 ]

  4. AzzaaM says:
    July 18, 2009 at 12:18 am

    Setujuuu.. 🙂

  5. Anonymous says:
    July 25, 2009 at 3:40 pm

    kok ga di jawab ^..??

  6. Anindya says:
    July 30, 2009 at 12:42 pm

    Yup.. Setuju, Mi.. Nice posting, Sist. Fungsi Jilbab salah satunya sebagai penjaga kita biar tetap ada di koridor keimanan dan keislaman. InsyaAllah..

    Btw.. ini blog baruku, bu.. hehehe blog yang lama dihapus..

Comments are closed.

    • Business Management
    • Career
    • Competition
    • Family & Friends
    • Featured
    • God and Religion
    • Indonesia
    • Life's Diary
    • Ma Chung University
    • Progressive Believer
    • Random Thoughts
    • Renungan Ramadhan
    • Travel
    • Uncategorized
    • Works
    • June 2025
    • May 2025
    • April 2025
    • May 2024
    • April 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • April 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • December 2022
    • March 2021
    • August 2020
    • December 2019
    • November 2019
    • September 2019
    • March 2019
    • December 2018
    • October 2018
    • September 2018
    • July 2018
    • May 2018
    • January 2018
    • August 2017
    • April 2016
    • January 2016
    • December 2015
    • November 2015
    • October 2015
    • September 2015
    • August 2015
    • June 2015
    • May 2015
    • April 2015
    • March 2015
    • February 2015
    • January 2015
    • December 2014
    • November 2014
    • September 2014
    • August 2014
    • July 2014
    • June 2014
    • May 2014
    • April 2014
    • March 2014
    • February 2014
    • January 2014
    • December 2013
    • November 2013
    • October 2013
    • September 2013
    • August 2013
    • July 2013
    • June 2013
    • May 2013
    • April 2013
    • January 2013
    • December 2012
    • November 2012
    • October 2012
    • September 2012
    • August 2012
    • July 2012
    • June 2012
    • May 2012
    • April 2012
    • March 2012
    • February 2012
    • January 2012
    • December 2011
    • November 2011
    • October 2011
    • August 2011
    • April 2011
    • February 2011
    • January 2011
    • December 2010
    • November 2010
    • October 2010
    • September 2010
    • August 2010
    • July 2010
    • June 2010
    • April 2010
    • March 2010
    • January 2010
    • October 2009
    • July 2009
    • June 2009
    • May 2009
    • April 2009
    • March 2009
    • February 2009
    • January 2009
    • December 2008
    • November 2008
    • October 2008
    • September 2008
    © 2025 Horizon of Habibah | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme