Horizon of Habibah

Where the sky meets the earth

Menu
  • About Me
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Sitemap
Menu

Suatu Pagi Kucium Aroma Belanda di Rumah Sendiri

Posted on February 7, 2012 by umihabibah

Kisah fiktif tentang dramatisasi suasana pagi hari di rumah seorang anak Indonesia, di mana ia tiba-tiba mendapati barang-barangnya bisa berbicara! Barang-barang itu mendadak hidup dan menceritakan semua kisahnya pada si anak…tentang sebuah negeri bernama Belanda, dan bagaimana ‘aroma’ mereka masih ‘tercium kuat’ di Indonesia…

Pagi ini setelah bangun tidur kubasuh wajahku dengan air, lalu kuraih sebotol sabun muka bermerk POND’S. Kupencet wadah sabun itu namun tiba-tiba…

“Auwww!!!” wadah POND’S itu berteriak. “Sakit tau! Jangan keras-keras dong mencetnya!” Aku yang luar biasa kaget spontan menjatuhkan sabun itu ke lantai. “Kamu kok bisa ngomong…?” aku menatapnya terpana seperti orang bego. “Yah…hanya pagi ini aku diberi kesempatan berbicara,” katanya santai. “Bukan cuma aku kok, teman-teman lain juga.”

Sebelum sempat terkejut, rumahku tiba-tiba dipenuhi teriakan membahana. “Hai!” pasta gigi PEPSODENT menyapaku. “Halo!” shampo SUNSILK mengerlingkan mata, diikuti deterjen RINSO di kaki wastafel. Aku hampir pingsan tak percaya!

“Kami ini produk UNILEVER lho,” urai POND’S. “Perusahaan ini milik Belanda, join dengan Inggris. Kamu tahu tidak, rumahmu dan kehidupanmu diwarnai produk buatan perusahaan Belanda lho!”

Belum sempat berkata apa-apa, POND’S meloncat-loncat ke dapur sehingga aku terpaksa mengikutinya. “Lihat!” katanya bersemangat. “Penyedap rasa ROYCO itu juga milik UNILEVER.” Dia mengitari dapur menyebutkan merk-merk yang dikenalnya. “Susu bendera FRISIAN FLAG! Itu milik perusahaan ROYAL FRIESLAND FOODS dari Belanda. Es krim WALL’S dan CAMPINA di kulkasmu itu juga dari Belanda.Cat tembokmu yang bermerk DULUX itu juga buatan AKZO NOBEL Belanda!”

POND’S semakin menggila, ia keluar dapur dan menudingi barang-barang di garasi dan gudang. “Bir BINTANG itu buatan HEINEKEN Belanda!” katanya menunjuk gundukan botol bekas. “Oli PENNZOIL ini juga buatan ROYAL DUTCH SHELL Belanda. Lampu PHILIPS rumahmu juga buatan Belanda!”

Meskipun kesal, lama-lama penasaran juga aku dibuatnya. “Lalu apalagi yang buatan Belanda?” tanyaku. “Maskapai penerbangan KLM, Bank ABN AMRO, bahkan E-BUDDY di hape-mu itu juga milik Belanda!” serunya.

Aku terperangah. “Wow, berarti Belanda kaya sekali ya!”

“Tentu saja!” ujar POND’S sedikit angkuh. “Belanda itu ‘kan negara dengan penghasilan per kapita terbesar ke-9 di dunia. Menurut IMF pada 2010 nilainya mencapai 40.765 dolar!”

“Wuaahh…banyak sekali!” aku terkagum-kagum. “Tapi kok bisa ya mereka membangun perusahaan-perusahan raksasa? Produknya ada di mana-mana pula,” tanyaku heran.

“Tentu bisa,” jelasnya. “Karena mereka menempati peringkat ke-8 dunia dalam Globalization Index, yaitu negara yang paling banyak berhubungan dengan negara-negara lain. Belanda juga menempati peringkat ke-5 Digital Economy, artinya mereka memanfaatkan teknologi informasi untuk mendorong pertumbuhan ekonominya, jadi informasi dan jaringan juga cepat meluas. Dari segi modal mereka juga tidak kesulitan karena ditopang bank-bank yang kuat. Perlu diketahui, Belanda menempati peringkat ke-7 dunia dalam International Banking, yang artinya bank-bank mereka hanya sedikit terkena dampak krisis keuangan.”

“Waaaahhh……..hebat sekali negara asalmu itu!” kataku tak percaya. “Apa ya rahasianya? Aku juga ingin Indonesia negeriku jadi seperti itu…”

“Gampang kok,” cetusnya. “Sistem pendidikan jadi kuncinya. Di Belanda, pendidikan tinggi dibagi dua jenis, yaitu WO (Wetenschappelijk Onderwijs) yang berorientasi pada penelitian dan HBO (Hoger Beroepsonderwijs)yang mengarah pada pembentukan profesional. WO dijalankan oleh universitas dan HBO oleh hogescholen.Keduanya saling mendukung satu sama lain. Jadi pemuda Belanda bisa memilih dan mendalami minatnya masing-masing, apakah ia hendak terjun sebagai akademisi ataupun profesional. FOKUS…itu kuncinya. Lebih baik menguasai sedikit keahlian tapi dipelajari terus-menerus hingga benar-benar menjadi pakarnya.”

Aku pun terpana mendengar pidatonya. Ternyata selama ini Indonesia masih ‘dijajah’ Belanda melalui produk-produknya. Apabila kita bisa menerapkan sistem pendidikan yang baik seperti Belanda, maka majulah perekonomian negeri tercinta ini…

*Dibuat dalam rangka mengikuti “KompetiBlog 2011” bertema Belanda yang diadakan NESO Indonesia*

http://kompetiblog2011.studidibelanda.com/news/2011/05/10/612/suatu_pagi_kucium_aroma_belanda_di_rumah_sendiri.html

Category: Competition, Featured
    • Business Management
    • Career
    • Competition
    • Family & Friends
    • Featured
    • God and Religion
    • Indonesia
    • Life's Diary
    • Ma Chung University
    • Progressive Believer
    • Random Thoughts
    • Renungan Ramadhan
    • Travel
    • Uncategorized
    • Works
    • May 2025
    • April 2025
    • May 2024
    • April 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • April 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • December 2022
    • March 2021
    • August 2020
    • December 2019
    • November 2019
    • September 2019
    • March 2019
    • December 2018
    • October 2018
    • September 2018
    • July 2018
    • May 2018
    • January 2018
    • August 2017
    • April 2016
    • January 2016
    • December 2015
    • November 2015
    • October 2015
    • September 2015
    • August 2015
    • June 2015
    • May 2015
    • April 2015
    • March 2015
    • February 2015
    • January 2015
    • December 2014
    • November 2014
    • September 2014
    • August 2014
    • July 2014
    • June 2014
    • May 2014
    • April 2014
    • March 2014
    • February 2014
    • January 2014
    • December 2013
    • November 2013
    • October 2013
    • September 2013
    • August 2013
    • July 2013
    • June 2013
    • May 2013
    • April 2013
    • January 2013
    • December 2012
    • November 2012
    • October 2012
    • September 2012
    • August 2012
    • July 2012
    • June 2012
    • May 2012
    • April 2012
    • March 2012
    • February 2012
    • January 2012
    • December 2011
    • November 2011
    • October 2011
    • August 2011
    • April 2011
    • February 2011
    • January 2011
    • December 2010
    • November 2010
    • October 2010
    • September 2010
    • August 2010
    • July 2010
    • June 2010
    • April 2010
    • March 2010
    • January 2010
    • October 2009
    • July 2009
    • June 2009
    • May 2009
    • April 2009
    • March 2009
    • February 2009
    • January 2009
    • December 2008
    • November 2008
    • October 2008
    • September 2008
    © 2025 Horizon of Habibah | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme