Horizon of Habibah

Where the sky meets the earth

Menu
  • About Me
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Sitemap
Menu

Black Valentine, Setangkai Bunga untuk Negeri

Posted on February 14, 2012 by umihabibah

Apa yang ada di balik setangkai bunga? Apa yang ada di balik sebatang cokelat? Setiap menjelang 14 Februari benda-benda itu selalu menghiasi toko-toko dan jalan-jalan, diburu pria dan wanita yang mengidamkan kasih sayang. Meski tak seorangpun bisa memastikan, bagaimana bisa membandingkan bunga dengan setangkai kasih, dan cokelat dengan sebatang sayang. Meskipun semua orang tahu, kasih sayang terlalu absurd, terlampau mulia untuk dimanifestasikan dalam sekotak cokelat seharga 20 ribuan.

Awal Februari ini, Indonesia memperoleh “kado Valentine” yang sangat manis. Seorang putri yang 10 tahun lalu digadang-gadang mengharumkan nama Indonesia, tiba-tiba diumumkan menjadi biang kebusukan negara. Publik terpana, antara syok, kaget, dan tak percaya. “Sang putri” dulu tampak begitu elegan dan innocent, berkampanye di televisi tentang anjuran anti korupsi. Siapa sangka, virus korupsi ternyata sudah terlalu dalam menggerogoti Indonesia.

Uang negara sebanyak lima miliar tak ubahnya seperti koin seratusan. Bisa dilempar sana-sini asal jago melobi. Bisa masuk kantong siapa saja asal pandai berpura-pura. Sementara bagi seorang tunanetra pemanjat kelapa di Cianjur, Jawa Barat, koin seratusan justru seperti uang lima miliar. Setiap butir kelapa yang diperolehnya dengan matanya yang buta, dengan mempertaruhkan nyawa, hanya diberi upah 200 rupiah. Negeri ini sudah seperti negeri dongeng. Dongeng Rahwana tanpa Rama dan Anoman, dongeng penyamun tanpa pahlawan, dongeng kesedihan tanpa kebahagiaan.

Bulan Februari yang identik dengan warna pink seakan menjadi hitam, ternodai oleh tingkah laku yang tidak terpuji. Dan kita pemuda-pemudi seperti tidak peduli. Kasih sayang masih berkejaran dengan nafsu, masih terbelenggu oleh ego. Di Jogja, para mahasiswa membagi “kasih sayang”nya pada kekasihnya dengan memborong kondom di apotek. Apa bagi kita mahasiswa, cuma sebegitu saja makna kasih sayang? Sementara kita sibuk mengumbar nafsu pribadi, menyedot anggaran untuk pesta sesaat demi gengsi, banyak orang di luar sana yang jauh lebih membutuhkan kasih sayang kita. Kasih sayang yang sebenarnya, kasih sayang yang timbul dari kepekaan kita terhadap nasib manusia di lingkungan kita.

Barangkali kita perlu introspeksi. Barangkali kita butuh menumbuhkan kasih sayang yang sejati itu. Dimulai dari peduli, lalu simpati, lalu empati, pada akhirnya rasa kasih sayang itu akan muncul, diikuti oleh keinginan untuk membantu meringankan beban sesama. Apakah hal yang sulit? Rasanya tidak. Bukankah Tuhan maha pengasih dan maha penyayang? Dan pada setiap manusia, Dia tanamkan bibit kasih sayang itu di dalam hatinya, hanya saja kita harus terus menyiram dan memupuknya agar tumbuh subur berbunga.

Jadi…Setangkai bunga di Hari Valentine, kepada siapakah seharusnya kita persembahkan? Kita telah cukup dewasa untuk menentukan. Namun jangan sampai lupa…ada Ibu Pertiwi yang menunggu, rangkaian bunga dari anak-anaknya. Kita adalah anak muda harapannya. Kita harus bisa membuatnya bangga, menghapus air matanya, tidak hanya pada “hari kasih sayang”, tetapi sepanjang hidup kita persembahkan bunga padanya…

*Ditulis untuk lomba Mading SSAW &Valentine Univ. Ma Chung*

Category: Competition, Featured
    • Business Management
    • Career
    • Competition
    • Family & Friends
    • Featured
    • God and Religion
    • Indonesia
    • Life's Diary
    • Ma Chung University
    • Progressive Believer
    • Random Thoughts
    • Renungan Ramadhan
    • Travel
    • Uncategorized
    • Works
    • June 2025
    • May 2025
    • April 2025
    • May 2024
    • April 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • April 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • December 2022
    • March 2021
    • August 2020
    • December 2019
    • November 2019
    • September 2019
    • March 2019
    • December 2018
    • October 2018
    • September 2018
    • July 2018
    • May 2018
    • January 2018
    • August 2017
    • April 2016
    • January 2016
    • December 2015
    • November 2015
    • October 2015
    • September 2015
    • August 2015
    • June 2015
    • May 2015
    • April 2015
    • March 2015
    • February 2015
    • January 2015
    • December 2014
    • November 2014
    • September 2014
    • August 2014
    • July 2014
    • June 2014
    • May 2014
    • April 2014
    • March 2014
    • February 2014
    • January 2014
    • December 2013
    • November 2013
    • October 2013
    • September 2013
    • August 2013
    • July 2013
    • June 2013
    • May 2013
    • April 2013
    • January 2013
    • December 2012
    • November 2012
    • October 2012
    • September 2012
    • August 2012
    • July 2012
    • June 2012
    • May 2012
    • April 2012
    • March 2012
    • February 2012
    • January 2012
    • December 2011
    • November 2011
    • October 2011
    • August 2011
    • April 2011
    • February 2011
    • January 2011
    • December 2010
    • November 2010
    • October 2010
    • September 2010
    • August 2010
    • July 2010
    • June 2010
    • April 2010
    • March 2010
    • January 2010
    • October 2009
    • July 2009
    • June 2009
    • May 2009
    • April 2009
    • March 2009
    • February 2009
    • January 2009
    • December 2008
    • November 2008
    • October 2008
    • September 2008
    © 2025 Horizon of Habibah | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme