Horizon of Habibah

Where the sky meets the earth

Menu
  • About Me
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Sitemap
Menu

Perempuan Wirausaha, Perempuan Mandiri

Posted on April 21, 2012 by umihabibah
Perempuan ibu rumah tangga

Beberapa minggu yang lalu ada tayangan di TVRI tentang para perempuan pengusaha telur bebek di Lamongan, Jawa Timur. Pada umumnya, perempuan itu adalah ibu-ibu rumah tangga yang awalnya ingin menambah penghasilan keluarga sambil mengisi waktu luang di rumah. Mereka pun memutuskan untuk beternak bebek dan menjual telurnya. Usaha itu kini telah berkembang pesat hingga menjadi rumah peternakan yang besar dan dibentuk asosiasinya sendiri.

Dari sudut pandang ekonomi, salah besar kalau memandang perempuan sebagai manusia yang tidak produktif. Perempuan, sebetulnya adalah mesin ekonomi keluarga yang potensial, tetapi belum diberdayakan secara maksimal. Setelah mengerjakan tugas2 hariannya, sambil menunggu suami dan anak2 pulang, ibu rumah tangga sebenarnya memiliki banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan. Daripada dipakai bergosip dan nonton infotainment, jauh lebih baik kan kalau waktu luang itu dipakai untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, misalnya berwirausaha.

 

Kenapa wirausaha? Ibu rumah tangga terikat dengan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu. Banyak juga suami yang tidak mengizinkan istrinya bekerja di luar rumah. Wirausaha adalah pekerjaan produktif yang tidak mengharuskan seorang istri keluar rumah, sehingga tetap bisa mengerjakan tugas2 rumah tangganya.

Hal ini sudah dibuktikan oleh para perempuan pengusaha sukses yang berawal dari hobinya mengisi waktu luang di rumah. Beberapa UKM yang sempat saya kunjungi dalam rangka penelitian skripsi, kebetulan semua pemiliknya adalah perempuan.

Aneka bunga cantik dari klobot (kulit jagung) kreasi Ibu Tusweni "Azizah Florist"

Bu Yanti, misalnya. Ibu 2 anak ini adalah pemilik CV Pelangi Craft di Singosari. Suami beliau dahulu tidak mengizinkan dirinya bekerja di luar rumah. Kebetulan, Bu Yanti memiliki keterampilan menjahit dan menyulam. Awalnya sambil mengisi waktu luang beliau menjahit busana2 muslim hingga membuka butik di rumah. Kemudian, beliau pun membuat kerajinan2 tangan dari kain perca sisa jahitannya. Usaha beliau kini berkembang pesat hingga merambah pasar ekspor dengan omzet Rp 30 – 60 juta per bulan.

Bu Tusweni juga demikian. Pemilik Azizah Florist di Gondanglegi ini adalah ibu 3 anak yang masih SD. Beliau punya ketrampilan membuat bunga-bunga hias dari klobot (kulit jagung). Kebetulan, Desa Ketawang tempatnya tinggal adalah penghasil jagung. Kini usaha beliau telah merambah pasar ekspor dengan omzet sekitar Rp 30 juta per bulan.

Bu Yanti dan produk kerajinan perca-nya "Pelangi Craft"

Hebatnya, kedua pengusaha perempuan tersebut sama2 memberdayakan para perempuan di sekitarnya. Jika ada order dalam jumlah besar, Bu Yanti dan Bu Tusweni menyebarkan order itu kepada ibu2 tetangganya agar turut mengerjakan. Mereka mengantarkan bahan2 seperti kain perca dan klobot jagung ke rumah ibu2 tsb, agar mereka bisa mengerjakan pesanannya di rumah. Kedua perempuan ini juga aktif memberikan pelatihan kepada ibu2 tentang cara menyulam atau membuat bunga.

Menurut Bu Tusweni, sebetulnya dia ingin membuka lapangan kerja untuk orang2 di sekitar rumahnya, terutama ibu2. Dia melihat banyak sekali ibu2 yang ‘menganggur’, kadang mengeluh karena uang belanja kurang, tapi tidak tahu bagaimana caranya menambah penghasilan. Dengan melatih dan memberikan order bunga hias kepada ibu2 tsb diharapkan bisa menambah pendapatan mereka.

Zaman sekarang, malu kalau perempuan hanya bergantung kepada suami. Perempuan harus mandiri. Jika penghasilan suami tidak mencukupi, mestinya perempuan berhenti mengeluh, jangan terus menuntut suami. Perempuan harusnya bisa berpikir kreatif bagaimana supaya bisa ikut membantu suami, tidak hanya menadahkan tangan “menarget” uang belanja sambil ngomel2.

Seandainya terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada suami, perempuan mandiri akan bisa menggantikan peran suaminya untuk menafkahi keluarga. Banyak kok pekerjaan perempuan yang bisa dikerjakan di rumah tanpa menelantarkan tugas mengurus rumah tangga. Memasak, membuat kue, menjahit, membuat kerajinan, menulis, semuanya adalah ‘women business’ yang kelihatan sepele, tapi jika ditekuni dapat menghasilkan bisnis yang luar biasa. Ayo jadi perempuan wirausaha, ayo jadi perempuan mandiri!

*Ditulis dalam rangka Hari Kartini 21 April 2012*

Category: Business Management, Featured

6 thoughts on “Perempuan Wirausaha, Perempuan Mandiri”

  1. @TwittHerry says:
    April 21, 2012 at 12:49 pm

    Wanita dari zaman Nabi Adam lewat Hawa memang sudah mempunyai peranan penting dalam kehidupan ini sampai kini, jadi jangan takut wanita itu tidak pernah berguna bagi siapa pun.
    Selamat hari kartini yaa ^^

    1. uMy says:
      April 21, 2012 at 12:58 pm

      ya..memang perempuan itu “tulang rusuk”, kelihatannya kecil tapi kuat dan melindungi..makasih, selamat hari kartini juga 🙂

  2. alisnaik says:
    April 21, 2012 at 1:15 pm

    wow, mantab 😀

    aku juga ingin jadi perempuan yang berwirausaha….
    (tunggu bentar, ada yang aneh dengan kalimat di atas)
    😛

    1. uMy says:
      April 21, 2012 at 1:21 pm

      pancet ae gayamu rul, haha
      sukses terus mas komikus, ditunggu karya2 selanjutnya 😀

  3. Maulidi says:
    April 21, 2012 at 5:11 pm

    Satu kemampuan yang jarang dimiliki seorang Perempuan adalah multitasking, yakni kemampuan mengerjakan pekerjaan secara paralel.

    1. uMy says:
      April 22, 2012 at 10:09 pm

      setau saya justru para perempuan (ibu rumah tangga) itu biasanya multitasking, sambil masak sambil nyuci sambil bersih2 sambil momong anak wah supermom banget tuh 😀

Comments are closed.

    • Business Management
    • Career
    • Competition
    • Family & Friends
    • Featured
    • God and Religion
    • Indonesia
    • Life's Diary
    • Ma Chung University
    • Progressive Believer
    • Random Thoughts
    • Renungan Ramadhan
    • Travel
    • Uncategorized
    • Works
    • May 2025
    • April 2025
    • May 2024
    • April 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • April 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • December 2022
    • March 2021
    • August 2020
    • December 2019
    • November 2019
    • September 2019
    • March 2019
    • December 2018
    • October 2018
    • September 2018
    • July 2018
    • May 2018
    • January 2018
    • August 2017
    • April 2016
    • January 2016
    • December 2015
    • November 2015
    • October 2015
    • September 2015
    • August 2015
    • June 2015
    • May 2015
    • April 2015
    • March 2015
    • February 2015
    • January 2015
    • December 2014
    • November 2014
    • September 2014
    • August 2014
    • July 2014
    • June 2014
    • May 2014
    • April 2014
    • March 2014
    • February 2014
    • January 2014
    • December 2013
    • November 2013
    • October 2013
    • September 2013
    • August 2013
    • July 2013
    • June 2013
    • May 2013
    • April 2013
    • January 2013
    • December 2012
    • November 2012
    • October 2012
    • September 2012
    • August 2012
    • July 2012
    • June 2012
    • May 2012
    • April 2012
    • March 2012
    • February 2012
    • January 2012
    • December 2011
    • November 2011
    • October 2011
    • August 2011
    • April 2011
    • February 2011
    • January 2011
    • December 2010
    • November 2010
    • October 2010
    • September 2010
    • August 2010
    • July 2010
    • June 2010
    • April 2010
    • March 2010
    • January 2010
    • October 2009
    • July 2009
    • June 2009
    • May 2009
    • April 2009
    • March 2009
    • February 2009
    • January 2009
    • December 2008
    • November 2008
    • October 2008
    • September 2008
    © 2025 Horizon of Habibah | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme