
Beberapa minggu yang lalu ada tayangan di TVRI tentang para perempuan pengusaha telur bebek di Lamongan, Jawa Timur. Pada umumnya, perempuan itu adalah ibu-ibu rumah tangga yang awalnya ingin menambah penghasilan keluarga sambil mengisi waktu luang di rumah. Mereka pun memutuskan untuk beternak bebek dan menjual telurnya. Usaha itu kini telah berkembang pesat hingga menjadi rumah peternakan yang besar dan dibentuk asosiasinya sendiri.
Dari sudut pandang ekonomi, salah besar kalau memandang perempuan sebagai manusia yang tidak produktif. Perempuan, sebetulnya adalah mesin ekonomi keluarga yang potensial, tetapi belum diberdayakan secara maksimal. Setelah mengerjakan tugas2 hariannya, sambil menunggu suami dan anak2 pulang, ibu rumah tangga sebenarnya memiliki banyak waktu luang yang bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan. Daripada dipakai bergosip dan nonton infotainment, jauh lebih baik kan kalau waktu luang itu dipakai untuk sesuatu yang lebih bermanfaat, misalnya berwirausaha.
Kenapa wirausaha? Ibu rumah tangga terikat dengan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu. Banyak juga suami yang tidak mengizinkan istrinya bekerja di luar rumah. Wirausaha adalah pekerjaan produktif yang tidak mengharuskan seorang istri keluar rumah, sehingga tetap bisa mengerjakan tugas2 rumah tangganya.
Hal ini sudah dibuktikan oleh para perempuan pengusaha sukses yang berawal dari hobinya mengisi waktu luang di rumah. Beberapa UKM yang sempat saya kunjungi dalam rangka penelitian skripsi, kebetulan semua pemiliknya adalah perempuan.

Bu Yanti, misalnya. Ibu 2 anak ini adalah pemilik CV Pelangi Craft di Singosari. Suami beliau dahulu tidak mengizinkan dirinya bekerja di luar rumah. Kebetulan, Bu Yanti memiliki keterampilan menjahit dan menyulam. Awalnya sambil mengisi waktu luang beliau menjahit busana2 muslim hingga membuka butik di rumah. Kemudian, beliau pun membuat kerajinan2 tangan dari kain perca sisa jahitannya. Usaha beliau kini berkembang pesat hingga merambah pasar ekspor dengan omzet Rp 30 – 60 juta per bulan.
Bu Tusweni juga demikian. Pemilik Azizah Florist di Gondanglegi ini adalah ibu 3 anak yang masih SD. Beliau punya ketrampilan membuat bunga-bunga hias dari klobot (kulit jagung). Kebetulan, Desa Ketawang tempatnya tinggal adalah penghasil jagung. Kini usaha beliau telah merambah pasar ekspor dengan omzet sekitar Rp 30 juta per bulan.

Hebatnya, kedua pengusaha perempuan tersebut sama2 memberdayakan para perempuan di sekitarnya. Jika ada order dalam jumlah besar, Bu Yanti dan Bu Tusweni menyebarkan order itu kepada ibu2 tetangganya agar turut mengerjakan. Mereka mengantarkan bahan2 seperti kain perca dan klobot jagung ke rumah ibu2 tsb, agar mereka bisa mengerjakan pesanannya di rumah. Kedua perempuan ini juga aktif memberikan pelatihan kepada ibu2 tentang cara menyulam atau membuat bunga.
Menurut Bu Tusweni, sebetulnya dia ingin membuka lapangan kerja untuk orang2 di sekitar rumahnya, terutama ibu2. Dia melihat banyak sekali ibu2 yang ‘menganggur’, kadang mengeluh karena uang belanja kurang, tapi tidak tahu bagaimana caranya menambah penghasilan. Dengan melatih dan memberikan order bunga hias kepada ibu2 tsb diharapkan bisa menambah pendapatan mereka.
Zaman sekarang, malu kalau perempuan hanya bergantung kepada suami. Perempuan harus mandiri. Jika penghasilan suami tidak mencukupi, mestinya perempuan berhenti mengeluh, jangan terus menuntut suami. Perempuan harusnya bisa berpikir kreatif bagaimana supaya bisa ikut membantu suami, tidak hanya menadahkan tangan “menarget†uang belanja sambil ngomel2.
Seandainya terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan pada suami, perempuan mandiri akan bisa menggantikan peran suaminya untuk menafkahi keluarga. Banyak kok pekerjaan perempuan yang bisa dikerjakan di rumah tanpa menelantarkan tugas mengurus rumah tangga. Memasak, membuat kue, menjahit, membuat kerajinan, menulis, semuanya adalah ‘women business’ yang kelihatan sepele, tapi jika ditekuni dapat menghasilkan bisnis yang luar biasa. Ayo jadi perempuan wirausaha, ayo jadi perempuan mandiri!
*Ditulis dalam rangka Hari Kartini 21 April 2012*
Wanita dari zaman Nabi Adam lewat Hawa memang sudah mempunyai peranan penting dalam kehidupan ini sampai kini, jadi jangan takut wanita itu tidak pernah berguna bagi siapa pun.
Selamat hari kartini yaa ^^
ya..memang perempuan itu “tulang rusuk”, kelihatannya kecil tapi kuat dan melindungi..makasih, selamat hari kartini juga 🙂
wow, mantab 😀
aku juga ingin jadi perempuan yang berwirausaha….
(tunggu bentar, ada yang aneh dengan kalimat di atas)
😛
pancet ae gayamu rul, haha
sukses terus mas komikus, ditunggu karya2 selanjutnya 😀
Satu kemampuan yang jarang dimiliki seorang Perempuan adalah multitasking, yakni kemampuan mengerjakan pekerjaan secara paralel.
setau saya justru para perempuan (ibu rumah tangga) itu biasanya multitasking, sambil masak sambil nyuci sambil bersih2 sambil momong anak wah supermom banget tuh 😀