“Tulisan ini untuk ikut kompetisi @_PlotPoint: buku Catatan si Anak Magang Film “Cinta Dalam Kardus” yang tayang di bioskop mulai 13 Juni 2013.”

Kardus barangkali adalah salah satu tempat ternyaman di dunia. Saat meringkuk di dalam sana kamu bisa merasa hangat, merasa terlindungi, dan merasa aman dalam duniamu sendiri. Sekali saja seumur hidupmu, setidaknya di masa kecilmu, saat melihat sebuah kardus raksasa, kamu pasti pernah mencoba masuk ke dalamnya kan?
Jadi jangan salahkan aku kalau kuletakkan semua pemberianmu di dalam kardus. Karena sudah sepantasnya semua itu berada di sana. Di tempat ternyaman, di sudut yang tak terlihat, tidak pernah tercecer dan tidak pernah terbuang. Begitu pun kenangan-kenangan tentang  kamu, dan perasaan-perasaanku untuk kamu, semuanya sudah kutata rapi dan kumasukkan ke dalam kardus. Kuletakkan di suatu sudut di dalam hati — tidak terlihat tapi selalu ada di sana. Di situlah aku menyimpanmu, di situlah tempat paling spesial yang bisa kuberikan untukmu.
Kamu perlu tahu, bahwa kamu terlalu berharga untuk dibuang begitu saja. Kamu perlu tahu, bahwa selama hampir empat tahun kita bersama, kamu sudah mengubahku menjadi seseorang yang berbeda. Jejakmu selamanya ada padaku, membuangmu sama artinya seperti membuang bagian dari diriku. Kamu dan aku adalah kepompong bagi satu sama lain, dan kita berdua telah berubah dari ulat buruk rupa menjadi kupu-kupu yang cantik dan bebas. Seberharga itulah dirimu bagiku.
Jadi jangan salahkan aku kalau kuletakkan semua pemberianmu di dalam kardus. Karena sudah sepantasnya semua itu berada di sana. Betapapun megahnya sebuah rumah, akan selalu ada tempat di mana kardus-kardus itu disimpan. Karena kardus dan semua benda di dalamnya itu adalah sejarah. Dan orang bijak selalu bilang, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Itulah mengapa kardus-kardus itu ada di sana, untuk mengingatkanmu agar tidak terperosok dalam lubang yang sama.
Jadi sekali lagi, jangan salahkan aku jika kuletakkan semua pemberianmu di dalam kardus. Sudah sepantasnya mereka ada di sana. Tidak pernah dibuang, tapi juga tak lagi digunakan. Aku tidak akan membuka kardus itu. Karena aku punya alasan kuat kenapa semua itu harus kuletakkan di dalam kardus, tidak lagi dipajang dan tidak lagi dipergunakan. Bukan, bukan karena sudah rusak ataupun usang, tapi semata karena aku merasa tidak lagi cocok menggunakannya.
Kamu dan aku sudah seperti sahabat karib, bercanda dan bercinta tanpa sedikitpun prasangka. Tapi kita tahu, dalam beberapa hal kita memandang  sesuatu secara berbeda. Dan kita tahu itu sebenarnya hal yang sangat penting, tapi selalu berusaha mengabaikannya — karena kita sudah terlalu merasa nyaman satu sama lain. Kita tahu sama tahu bahwa ini adalah bom waktu, yang pasti akan meledak suatu saat nanti, entah sepuluh atau dua puluh tahun lagi. Jadi sebelum ledakannya menghancurkan banyak orang, lebih baik kita gunting saja sumbu peledak ini sekarang. Memang kita berdua akan merasa sakit, tapi kita tahu ini akan jauh lebih baik daripada nanti orang lain yang terkena ledakannya.
Jadi sekarang kamu tahu kenapa aku meletakkanmu di dalam kardus. Kamu adalah bagian dari masa lalu, tapi kamu menjadikanku seperti sekarang, yang membuatku lebih siap menghadapi masa depan. Terimakasih untukmu, dan semoga masing-masing dari kita hidup berbahagia selamanya… =)
its a nice one.. 🙂