Lama gak update dan tiba-tiba saja trimester kedua sudah hampir berakhir :’)
Kata orang hamil di trimester kedua paling enak, udah gak mual2, bisa makan sepuasnya dan belum ada kontraksi2. Well, bener banget sih emang :)) Pada trimester kedua ini saya malah merasa kerja lebih produktif. Alhamdulillah gak ada keluhan kesehatan berarti. Makan (sangat) lahap, bergerak tidak sulit, dan mood relatif stabil2 manjahh. Memang ada sakit sedikit di pinggang (boyok) dan pangkal paha seiring dengan perut yang makin besar…(FYI berat badan saya nambah 13 kiloh hahaha) but it’s all easy to handle. I’m happy and I’m healthy 🙂
The most precious thing happened during this period was…the ‘kick’. Sekitar usia kehamilan 4 bulan si bayik udah mulai menendang-nendang perut ibunya. And you know how that feels? Amazing. You realised that there was a life in your belly, and you’re carrying it anywhere with you. I guess it’s the most wonderful moment of pregnancy…and I’m glad God trust me to bear it.. 🙂
Menuju trimester ketiga, tentunya saya semakin deg-degan dengan persiapan lahiran. Belakangan sering baca buku-buku hypnobirthing yang dikasih teman, follow akun2 IG tentang kehamilan, dan baru kemarin mulai ikutan senam hamil. Kalau ditanya mau lahiran sesar apa normal, tentunya setiap ibu ingin lahiran normal ya (well, mostly). Tapi kan nggak semudah itu ya, apalagi jaman sekarang di mana lahiran sesar adalah sesuatu yang lumrah, terjangkau dan banyak dianjurkan oleh dokter saat ada sedikit saja masalah pada proses kelahiran (FYI sekitar 70% teman seusia saya lahiran sesar). Apalagi dengan saya yang memiliki kondisi mata minus >5, konon katanya berisiko retina robek saat mengejan di lahiran normal.
But I believe God has made uterus, vagina, and all its supporting systems to endure labor process as it’s meant to be. Dari hasil baca2 artikel hypnobirth, memang mindset adalah faktor yang paling berpengaruh pada sukses/tidaknya proses kelahiran. Selama si ibu haqqul yaqin, tenang dan tidak panik saat proses lahiran, insyallah bayi bisa keluar sendirinya dengan lancar…
Sama kayak pas persiapan lari Half Marathon taun lalu. Lari HM 21 km untuk pertama kalinya dan dikasih target finish 2,5 jam…sugesti mental (dan persiapan yang cukup selama 2-3 bulan) menjadi senjata saya untuk tidak menyerah saat itu. Meskipun jantung udah ngos2an dan kaki super nyut2an…alhamdulillah saya berhasil finish nggak jauh dari target yang diberikan. I was so proud of myself and I believe I can do the same thing now…for my baby 🙂
But I know it’s easier to be said than done. Secara teori kan gitu yahhh…gak tau deh nanti kalo kontraksi udah mulai menyerang masih bisa tahan apa enggak hahaha :))
Oh and one more thing, we have agreed on our baby name. It’s a boy! And as I have prepared years ago, his name will be Rayhan Anggara. For the last name, my hubby suggested “Senja”, kedengarannya romantis yah? Padahal itu cuma singkatan aja dari kata “Semarang” dan “Jogja” karena selama hamil saya bolak-balik antarkota itu terus setiap weekend 😛 So…couldn’t wait to meet you, Rayhan Anggara Senja!