Horizon of Habibah

Where the sky meets the earth

Menu
  • About Me
  • Sample Page
  • Sample Page
  • Sitemap
Menu

Tentang Mengelola Rasa Kecewa

Posted on January 7, 2023January 7, 2023 by umihabibah

Salah satu alasan mengapa banyak orang tidak mau berharap terlalu tinggi, adalah karena takut kecewa setengah mati. Semakin besar harapan kita–ndakik-ndakik kalau orang Jawa bilang–semakin kecewa rasanya saat harapan itu ternyata tidak terwujud.

Sayangnya, saat kita mengecilkan harapan, atau manage expectation istilahnya, kerap kali diikuti dengan berkurangnya usaha untuk mewujudkan harapan tersebut. Mengapa? Tentunya karena kita enggak mau kecewa… Sudah susah2 berusaha eh ternyata gagal. Berasa sia-sia gitu kan perjuangannya? Berasa diketawain orang2…udah ngoyo banget ndilalah tetap saja kalah sama yang jalur orang dalam *ups* :’))

Namun seperti makna harfiahnya, harapan tentunya tidak mungkin 100% pasti terjadi. Kalau sudah pasti terjadi, namanya fakta dong. Segamblang kenyataan, harapan itu ada di masa depan, dan masa depan mana sih yang bisa dipastikan…?

Artinya, saat kita berharap, kita sudah tahu bahwa ada risiko kecewa. Simpelnya, kalau kamu BERANI berharap, ya harus BERANI kecewa juga dong. JANGAN TAKUT DENGAN KEKECEWAAN. Kalau sudah sering kecewa, nanti jadi mati rasa kok :)) *lah curcol* Kecewa itu hanya sekadar emosi; dan emosi adalah hal yang bisa kamu kendalikan. Kecewa, sedih, sakit hati dan emosi2 negatif lainnya…pada dasarnya adalah pondasi kematangan mental yang akan menciptakan keseimbangan saat kamu merasakan emosi positif nantinya.

If it’s a calculated risk, then you should be mentally prepared to bear it.

Intinya, jika kamu berani menanggung risiko kekecewaan itu, maka nggak akan ada yang bisa menghalangi kamu untuk berharap sebesar-besarnya. Bermimpi setinggi-setingginya. Kamu akan mengerahkan segenap kemampuanmu untuk mewujudkannya seolah-olah nothing to lose. Urusan sukses atau gagal itu belakangan. Karena kamu sedang ‘menabung energi’, berharap semesta akan menyimpannya dan mengembalikannya padamu di saat yang tepat.

Prinsip ini sebetulnya bisa diterapkan juga bagi para salesperson seperti saya. Pada dasarnya untuk mencapai target penjualan, tentu harus memperbanyak leads alias “tebar jala”. Setiap kali mendapatkan leads, pasti kita menaruh harapan bahwa ini akan closed deal kan. Pada saat yang sama, kita juga paham bahwa ada risiko gagal tadi. Kadangkala saat ada leads yang gagal closing, kekecewaan kita melekat sehingga jadi agak enggan untuk mendekati leads lain yang sejenis karena takut gagal lagi. Takut kecewa lagi. Padahal yaa, kegagalan itu banyak faktornya, bisa jadi hanya soal timing. Siapa tahu leads sejenis bisa berhasil pada kesempatan berikutnya, tapi kita keburu menyerah karena “takut dengan rasa kecewa”.

Percayalah… Cara terbaik untuk meminimalisasi rasa kecewa adalah dengan lebih sering merasa kecewa. Semakin banyak kamu tebar leads, sudah sewajarnya semakin banyak frekuensi untuk gagal/ditolak. Semakin sering gagal, semakin sering kamu kecewa… Hingga akhirnya rasa kecewa itu sudah tidak lagi menjadi hal besar dalam keseharianmu. Kecewa menjadi hal biasa sehingga tidak menjadikanmu kapok/trauma untuk terus “menebar jala” sambil berharap lagi dan lagi…. Karena sebesar peluang gagalnya, sebesar itu pula peluang berhasilnya.

Tau nggak apa yang rasanya lebih gak enak daripada kecewa?

Menyesal.

Iya, menyesal kenapa kamu nggak mengerahkan segenap tenaga dan kemampuanmu. Menyesal kenapa kamu nggak mengambil kesempatan itu. Menyesal kenapa kamu setengah2 dalam berharap… Toh kalau gagal sama2 kecewa juga. Lebih baik kecewa tapi sudah berusaha maksimal daripada kecewa karena tidak ngapa2in kan? Karena somehow kecewa-mu terasa lebih valid, dan kamu bisa lebih legowo sebab faktornya ada di luar kendalimu. Kamu nggak akan menyalahkan dirimu sendiri. Kamu lebih bisa yakin bahwa usahamu enggak sia-sia, dan kesempatan lain akan datang pada akhirnya.

Kalau mau lebih ilmiah lagi, dalam setiap ekspektasi kita bisa membuat skenario seberapa besar peluang kesuksesan/kegagalan harapan tersebut. Lalu membuat plan B/C/D/E seandainya terjadi kegagalan. Jadi saat gagal beneran, udah nggak sempat tuh merasa kecewa berkepanjangan. Soalnya fokus kita langsung beralih ke menjalankan rencana B/C/D/E tadi. Begitulah kira-kira. Kalau pakar2 manajemen risiko pasti udah ngelonthok sih dengan teori macam ini wkwkwk. Walau sekali lagi, mempraktikannya tentu tydack semudah itu Ferguso… Apalagi untuk jiwa2 sensitif baperan ini :’))

Akhir kata, selamat menikmati rasa kecewa! 😉

Category: Career, Life's Diary
    • Business Management
    • Career
    • Competition
    • Family & Friends
    • Featured
    • God and Religion
    • Indonesia
    • Life's Diary
    • Ma Chung University
    • Progressive Believer
    • Random Thoughts
    • Renungan Ramadhan
    • Travel
    • Uncategorized
    • Works
    • June 2025
    • May 2025
    • April 2025
    • May 2024
    • April 2024
    • December 2023
    • November 2023
    • August 2023
    • July 2023
    • June 2023
    • April 2023
    • February 2023
    • January 2023
    • December 2022
    • March 2021
    • August 2020
    • December 2019
    • November 2019
    • September 2019
    • March 2019
    • December 2018
    • October 2018
    • September 2018
    • July 2018
    • May 2018
    • January 2018
    • August 2017
    • April 2016
    • January 2016
    • December 2015
    • November 2015
    • October 2015
    • September 2015
    • August 2015
    • June 2015
    • May 2015
    • April 2015
    • March 2015
    • February 2015
    • January 2015
    • December 2014
    • November 2014
    • September 2014
    • August 2014
    • July 2014
    • June 2014
    • May 2014
    • April 2014
    • March 2014
    • February 2014
    • January 2014
    • December 2013
    • November 2013
    • October 2013
    • September 2013
    • August 2013
    • July 2013
    • June 2013
    • May 2013
    • April 2013
    • January 2013
    • December 2012
    • November 2012
    • October 2012
    • September 2012
    • August 2012
    • July 2012
    • June 2012
    • May 2012
    • April 2012
    • March 2012
    • February 2012
    • January 2012
    • December 2011
    • November 2011
    • October 2011
    • August 2011
    • April 2011
    • February 2011
    • January 2011
    • December 2010
    • November 2010
    • October 2010
    • September 2010
    • August 2010
    • July 2010
    • June 2010
    • April 2010
    • March 2010
    • January 2010
    • October 2009
    • July 2009
    • June 2009
    • May 2009
    • April 2009
    • March 2009
    • February 2009
    • January 2009
    • December 2008
    • November 2008
    • October 2008
    • September 2008
    © 2025 Horizon of Habibah | Powered by Minimalist Blog WordPress Theme