Udara fajar masih terasa menggigit ketika kami berlarian sepanjang jalan setapak menuju dermaga Batu Gulok. “Ayo cepat, kapalnya sudah mau berangkat!” teriak si bapak sambil melambaikan tangan. Bertiga kami bergegas memacu langkah dengan segenap beban yang merentengi punggung dan pundak kami. Perahu kecil itu–untungnya–telah memutar arah demi menunggui kami naik ke kapalnya. “Terima kasih Pak!”…